[UML] Unified Modeling Language dan Penggunaan nya


PENGERTIAN TENTANG UML

UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menentukan, visualisasi,kontruksi,dan mendokumentasikan artifact (bagian dari informasi yang di gunakan atau di hasilkan dalam suatu proses pembuatan perangkat lunak, artifact dapat berupa model,deskripsiatau perangkat lunak lainnya.

UML merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang telah terbukti sukses dalam memodelkan system yang besar dan kompleks, UML tidak hanya digunakan dalam proses pemodelan perangkat linak, namun hampir dalam semua bidang yang membutuhkan pemodelan.
UML menyediakan 10 macam diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi objek, yaitu:
  1. Use Case Diagram untuk memodelkan proses bisnis.
  2. Conceptual Diagram untuk memodelkan konsep-konsep yang ada di dalam aplikasi.
  3. Sequence Diagram untuk memodelkan pengiriman pesan (message) antar objects.
  4. Collaboration Diagram untuk memodelkan interaksi antar objects.
  5. State Diagram untuk memodelkan perilaku objects di dalam sistem.
  6. Activity Diagram untuk memodelkan perilaku Use Cases dan objects di dalam system.
  7. Class Diagram untuk memodelkan struktur kelas.
  8. Object Diagram untuk memodelkan struktur object.
  9. Component Diagram untuk memodelkan komponen object.
  10. Deployment Diagram untuk memodelkan distribusi aplikasi.

Langkah-langkah Penggunaan UML


Berikut ini adalah tips pengembangan piranti lunak dengan menggunakan UML:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
  2. Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
  4. Definisikan requirement lain (non-fungsional, security dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
  6. Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-masing alir.
  7. Buarlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodanya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokan class menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik.
  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan :
  12. Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit code yang lengkap dengan tes.
  13. Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
  14. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model berserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
  15. Piranti lunak siap dirilis.

Tulisan Terkait

[UML] Unified Modeling Language dan Penggunaan nya
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Senang dengan tulisan di atas? Silahkan berlangganan posting terbaru langsung melalui email.